Desa Sidetapa

Cengkeh merupakan salah satu jenis rempah yang memang identik dengan indonesia. Aroma dan Khasiatnya yang khas membuat tanaman ini selalu menjadi buah bibir. Begitu juga di kawasan di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. selain terkenal sebagai desa penghasil anyaman dari bambu, warga di daerah ini memilih berinvestasi lewat cengkeh.

Walau komuditas sehari-hari masyarakat di desa Sidetapa adalah pengrajin anyaman bambu. namun ketika saat musim cengkeh datang, masyarakat di desa Sidetapa lebih memilih untuk bertani cengkeh. Selain harganya yang tinggi, cengkeh juga banyak mengubah kehidupan masyarakatnya. Saat panen datang masyarakat didesa Sidetapa dari kalangan dewasa, orang tua, bahkan anak-anak, berbondong-bondong antusias bekerja membantu para petani cengkeh.

Alasannyapun berbeda-beda, selain upah yang diberikan, panen cengkeh didesa Sidetapa tergolong lama dan jarang, karena menggantungkan faktor cuaca. Pohon cengkeh dipanen setelah waktu cukup lama yaitu sekitar lima tahun, dan masa panen kurang lebih enam bulan hingga satu tahun. Proses panen pertama dilakukan dengan memeting cengkeh dari pohonnya, lalu dikupas dan dipisahkan dengan daunnya, dan proses akhir cengkeh dijemur selama beberapa hari hingga kering.

Cengkeh desa Sidetapa dikelola oleh masyarakat desa secara pribadi, pemasaran dilakukan disekitar desa Sidetapa untuk nantinya dikirim ke singaraja. Keuntungan para petani pun berfariasi dari lima juta hingga lima belas juta Lebih persekalipanen. Bisnis cengkeh ini patut dilestarikan, selain meningkatkan perekoniman, pohon cengkeh juga bermanfaat mencegah tanah langsor dan tentunya menjadikan bumi ini lebih Hijau. Cengkeh dengan perjalanan panjangnya pernah menjadi sejarah salah satu komoditas yang pernah diperebutkan banyak bangsa. Dengan berbagai keuntungan Ekonomisnya membuat orang banyak bergantung pada tanaman ini.