Sejarah Desa Sidetapa
31 Januari 2017 19:18:39 WITA
SEJARAH DESA SIDETAPA
Desa Sidetapa merupakan salah satu Bali Aga yang terletak di Bali Utara, tepatnya diwilayah Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Jarak tempuh Desa Sidetapa dari Kota Singaraja adalah 23 Km.
Dahulu kala, Desa Sidetapa bernama Desa Gunung Sari. Sebelum berdirinya desa ada 3 kelompok Banjar yang mendiami wilayah Gunung sari antara lain :
- Kelompok pertama yang berada diwilayah Barat Daya mengaku dirinya dari Tampuriang/Taruireng menamakan dirinya warga Pasek yang mendiami wilayah Leked
- Kelompok kedua yang berada diwilayah Tengah mengaku dirinya pengikut Rsi Markandeya yang menamakan dirinya warga Patih yang mendiami wilayah Dasa Kunyit
- Kelompok ketiga yang berada diwilayah Timur mengaku dirinya warga Batur yang mendiami wilayah Sengkarung.
Kehidupan ketiga kelompok ini masing-masing bercocok tanam, bertani dan berkebun, membuat anyaman dari bambu serta melakukan kegiatan hubungan anatar kelompok sehingga ketiga kelompok ini menjadi sangat akrab, serta ditempatnya masing masing sangatlah subur sesuai dengan nama tempat ini Gunung Sari.
Lama kelamaan sekelompok manusia yang mendiami diwilayah Leked diserang oleh segerombolan semut yang sangat banyak sehingga menimbulkan bencana bagi penduduk disana, sehingga tidak bisa untuk melakukan kegiatan baik bertani maupun memasak bahkan anak-anak kecilpun diserang oleh gerombolan semut tersebut. Walaupun ada usaha untuk menghilangkan semut tersebut dengan cara membakarnya namun serangan semut semakin menjadi-jadi, sehingga kelompok masyarakat yang mendiami wilayah ini tidak bisa berbuat apa apa.
Sedangkan kelompok masyarakat yang berada diwilayah Sengkarung tidak luput dari marabahaya setiap hari baik siang maupun malam ada gangguan yang berupa potongan tubuh manusia, potongan tangan manusia, potongan kepala manusia, dan potongan kaki manusia sehingga baunya sangat tidak enak bahkan sampai ditempat-tempat sucipun terdapat potongan potongan tubuh manusia sehingga masyarakat yang mendiami tempat ini tidak bisa sembahyang karena baunya sangat menjijikan. Disisi lain suara bunyi-bunyi binatang buaspun sangat menakutkan seperti suara Singa, Harimau dan Serigala diwaktu malam.
Akan tetapi sekelompok masyarakat yang berada di tengah-tengah keberadaannya disana sangatlah aman, tidak ada gangguan apapun sehingga penduduk yang mendiami diwilayah tengah ini sangatlah tentram aman sehingga mereka dapat melakukan kegiatannya sebagaimana biasa.
Melihat keadaan diwilayah tengah-tengah yang sangat aman tidak ada gangguan maka penduduk yang berada diwilayah Leked dan Sengkarung punya inisiatif untuk berembug/musyawarah dengan sekelompok masyarakat yang berada di tengah (Warga Patih) sehingga musyawarah/rembug tersebut telah menghasilkan kata sepakat untuk melaksanakan Tapa Brata mohon petunjuk Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa supaya dapat petunjuk serta anugerah dari Tuhan.
Dalam pelaksanaan hasil musyawarah tersebut dilaksanakanlah ritual melaksanakan Tapa Brata, pada hari yang baik yaitu pada Purnamaning Kedasa dan dalam pelaksanaan Tapa itu telah berhasil melaksanakan Tapa Brata, hasil dari mohon petunjuk kehadapan Tuhan Yang Maha Esa supaya mendapatkan apa yang dikehendaki, dalam Tapa semedinya ada Sabda supaya mendirikan Desa di sekitar Palemahan Tengah Gunung Sari ditempat Warga Patih tinggal. Tempat melaksanakan Tapa Brata itu sekarang dijadikan Pura Desa Bale Agung.
Karena berkat menjalankan ritual (Tapa) tempat desa ini dulu namanya Gunung Sari, maka tempat ini dirubah namanya menjadi Gunung Sari Munggah Tapa dan saat itulah ketiga kelompok ini bersatu menjadi satu desa yang namanya Desa Gunung Sari Munggah Tapa (Side Kerti) tempat ini dikukuhkan berkat tapa brata semadi.
Pada tahun caka 785 dan dari saat itu tempat itu menjadi tentram aman tidak ada gangguan lagi. Saat itu karena berkat keberhasilan tapa brata maka Desa Gunung sari dirubah namanya menjadi Desa Sidetapa yang artinya: Side artinya berhasil (mendapatkan), Tapa artinya : melaksanakan tapa brata yang artinya berhasil melaksanakan tapa sehingga bisa apa yang dikehendaki dan ditempat itulah para tetua dan sesepuh desa berikrar bersumpah (bisama) ditempat pemujaan yang namanya Pura Desa Bale Agung supaya berbahasa yang sama tidak ada punya kasta dan berikrar punya Adat Istiadat satu, barang siapa yang melanggar akan kena bisama atau pasti sehingga kehidupan orang yang melanggar menjadi sakit atau kehidupannya menjadi tidak menentu.
Demikianlah sejarah singkat tentang asal mula Desa Sidetapa semogan ada hikmahnya bagi penduduk desa yang ada di Desa Sidetapa.
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- PENYALURAN BLT DD TAHAP XI (BULAN NOPEMBER TAHUN 2024)
- PEMERINTAH DESA SIDETAPA BERDUKA
- Penyaluran BLT DD Tahap X Bulan Oktober 2024
- I Putu Aris Sanjaya Putra asal Sidetapa Berjaya di Kompetisi Bartender Diageo World Class 2024
- Australian Tourists Visited Sidetapa Village, Warmly Welcomed by Pokdarwis My Darling
- Wisatawan Australia Kunjungi Desa Sidetapa, Disambut Hangat oleh Pokdarwis My Darling